Saya ingin berbagi sedikit tentang perjalanan hidup yang dimulai dari zero. Saya tidak datang dari golongan orang kaya dan itu tidak mudah bagi saya untuk menikmati apa yang saya punya sekarang. Ayah saya telah meninggal sewaktu saya dan adik-adik masih kecil. Ibu sayalah yang banting tulang menjaga saya dan adik-adik.
Heboh!!. Penjual Pisang Goreng Yang Cantik Ini Bisa Beli 3 Mobil Mewah. Ternyata Inilah Yang Dia Lakukan |
Saya mulai mencari uang sampingan saat umur belasan tahun, tepatnya ketika masih SMP. Di antara usaha saya waktu itu adalah melayani 'rebonding' rambut setiap pulang sekolah. Saya menjalankannya di rumah saja dan ibulah yang mengeluarkan modal untuk membeli barang perlengkapan.
Saya juga pernah bantu tetangga dekat rumah saya jualan pisang goreng ketika pembantunya tak datang. Saya tak pernah malu untuk melakukan pekerjaan apa pun meskipun bukan pekerjaan 'glamour', asalkan rezeki itu halal.
Ibu saya tak pernah sekali pun menyuruh saya mencari uang sendiri, tetapi dia juga tidak mencegah. Saya mencari uang sampingan bukan karena saya hidup susah saja, tetapi untuk membeli barang kebutuhan saya dan juga disebabkan minat yang mendalam dalam bisnis.
Setelah tamat SMA, saya kerja berjualan jus buah-buahan di depan sekolah sambil menunggu panggilan untuk kuliah. Saya mendapat tawaran dari UITM di jurusan Electrical Engineering (Electronic) tetapi terpaksa ditolak sebab saya lebih tertarik jurusan Quantity Surveying di sebuah perguruan tinggi swasta. Belanja di sekitar rumah tidaklah murah, saya mulai aktif berdagang secara online sebagai dropship saja.
Jualan Online dari Kampus
Pada tahun 2010, satu-satunya mobil keluarga saya yaitu mobil Kancil telah 'total lost' akibat kecelakaan. Ibarat patah kaki, ingin kemana-mana pun susah. Ibu saya menggunakan uang simpanannya untuk membeli tunai sebuah mobil bekas tapi ditipu temannya. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Akhirnya ibu saya mampu membeli mobil Saga lama dengan harga 2-3 ribu ringgit kalau tak salah. Mobil itu agak buruk, atapnya bocor pula. Bila hujan, air akan menitik masuk dalam mobil. AC-nya juga tidak berfungsi. Tiap kali hujan kaca mobil akan beruap, terpaksa lap menggunakan tangan dari sebelah dalam.
Tapi satu saja yang saya salut pada ibu, dia tak pernah mengeluh walau sekali. Selalu tenang dan tersenyum. Tapi hati anak mana yang tidak sedih melihat keadaan itu. Tambahan pula waktu itu saya masih kuliah, memang sangat sedih teringat keadaan ibu dan adik-adik di desa. Hampir setiap malam mengalir air mata.
Saat itu itulah titik balik saya, saya benar-benar bertekad untuk mengubah hidup keluarga. Saya ingin cukup saya saja yang merasa susah asalkan adik-adik saya senang. Pada usia saya awal 20-an, saya habis-habisan mencari uang. Menjadi dropship memberikan banyak ruang dan kesempatan untuk saya. Saya tak perlu keluarkan modal, mengepak dan mengirim barang.
Hanya perlu promosi dan memperlakukan pembeli dengan baik saja. Risiko juga rendah dan sangat cocok untuk yang baru ingin berbisnis online. Tapi saya tipe orang yang tak suka berada di tempat yang sama, saya selalu cari cara untuk upgrade setiap apa yang saya buat.
Saya mulai keluarkan modal untuk mengambil stok supaya untung lebih besar dan lebih mudah bagi saya untuk 'cash on delivery' (COD) dengan pembeli. Setiap malam, saya sampai kurang tidur untuk melayani pembeli.
Hampir setiap hari kena antrian panjang meski untung yang saya dapat tak seberapa. Rumah yang saya sewa penuh dengan stok yang saya borong sedikit demi sedikit.
Agen `Modal Dengkul`
Tamat kuliah saya buka toko kecil pertama saya. Berbagai barang saya jual antaranya pakaian, produk kecantikan, dan juga dessert yang saya buat sendiri. Dari menjadi agent saja saya menjadi stokis berbekal keuntungan yang saya kumpulkan.
Bagi saya, kalau ingin sukses dalam bisnis harus berani ambik risiko. Dari modal serendah 100, meningkat menjadi 200, 400 dan mencapai ribuan ringgit ketika saya mulai menjadi stokis untuk beberapa produk. Siang hari saya jaga toko dan mengepak barang untuk dikirim. Saat malam saya menggunakan WhatsApp melayani pembeli dan menyiapkan pesanan kue dan biskuit. Hampir setiap malam saya tidur pukul 3-4 pagi dan kadang-kadang sampai subuh. Maklumlah oven saya kecil saja, sekali bakar hanya dapat dua loyang biskuit.
Pada bulan puasa saya mengambil kesempatan membuka gerai di depan toko saya. Kebetulan di depan toko ada mini bazaar ramadhan setiap tahun. Permintaan biskuit juga meningkat pada masa itu sampai di malam raya saya tak tidur sampai ke pagi raya menyiapkan pemesanan.
Setelah mandi saya terus kirim kue ke para pembeli yang ada. Saya bersyukur saya pandai mengambil kesempatan yang ada di depan mata dan membuat keputusan cepat. Meskipun penat dan pegal-pegal badan akibat kerja tanpa henti tapi saya tak pernah mengeluh dan merasa puas bila apa yang saya buat mendapat sambutan. Semuanya saya buat seorang diri, sayalah kulinya, sayalah bosnya.
Bisnis saya semakin lama semakin maju dan saya sudah memiliki banyak pelanggan tetap. Pada suatu hari saya bertekad untuk membuat produk kolagen sendiri. Meskipun saya susah, tapi sudah jadi fitrah wania memang menyukai keindahan.
Saya ingin terlihat cantik dan membantu wanita lain untuk terlihat cantik. Memang inilah impian saya sejak kecil yang tak disangka menjadi kenyataan. Saya banyak dibantu oleh kekasih hati saya yang sekarang sudah jadi suami saya. Dialah yang menjadi tulang punggung dan banyak menyumbangkan tenaga serta buah pikiran untuk memajukan bisnis kami.
Berkat usaha kami Alhamdulillah produk kami yaitu semakin dikenal. Bukan dikenal karena iklan dan marketingnya tetapi dikenal karena ribuan testimoni yang berhasil mendapatkan manfaat dari produk kolagen kami.
Mobil Rongsok Berganti Range Rover
Siapa sangka dari anak kampung yang dulu hidupnya susah, pernah naik mobil berlubang sana sini dan atap mobil bocor, kini mampu memiliki 3 buah mobil yaitu Range Rover Evoque, Audi dan Myvi saat usia masih 24 tahun.
Kalau dulu saya menjadi kulinya, saya sekarang menjadi bos yang mampu mempekerjakan banyak karyawan untuk memudahkan urusan saya. Toko saya yang dulunya sempit dan kecil sekarang sudah menjadi lebih nyaman dan luas. Hidup saya sekarang berubah hampir 360 derajat! Tak pernah menyangka usaha saya selama ini akan membuahkan hasil.
Saya dulu dibenci kini dipuji. Yang dulu menjauh kini datang mendekat. Alhamdulillah syukur, dari zero kini nilai penjualan bulanan saya mencapai 6 digit. Tidak ada niat sedikit pun untuk riak dan takabur. Tapi saya harap dengan pengalaman saya ini mampu memberi semangat dan inspirasi kepada mereka yang hidup susah seperti saya dahulu.
Tidak ada yang mustahil jika kita sanggup berusaha. Jangan pernah malu untuk mengubah hidup, bahkan meski ada yang menyindir dan mengejek. Kesenangan takkan datang dengan sendirinya tanpa usaha.
Kalau jatuh sekali pun jangan takut untuk kembali bangun. Walau diuji berkali-kali, hadapilah dengan tabah. InsyaAllah yang pahit itu akan ada manisnya nanti.